• ACCELERATOR
  • RAFIBLOG
Naruto Loverz Indonesia
Posted by : Unknown Jumat, 20 September 2013

Cerita sebelumnya…

“Mulai saat ini… Kita adalah rival!” seru Konohamaru yang kini telah bertatap muka dengan Naruto. Konohamaru mengeluarkan cengirannya, diikuti oleh Naruto.

“Maaf saja… Mulai besok aku juga sudah selangkah lebih maju untuk menjadi ninja! Tapi— Ya… Suatu saat nanti, aku bersedia bertarung denganmu untuk merebutkan gelar Hokage. Akan aku tunggu saat itu, Konohamaru!” ucap Naruto mengutarakan janjinya. Kembali wajah Konohamaru terlihat memerah. Untuk pertama kalinya, seseorang memanggilnya dengan namanya.

Jalan sebenarnya menjadi ninja itu sangat panjang. Walaupun Hokage mengetahui itu, Hokage tersenyum lembut. Sambil menjaga Naruto dari jauh, yang memiliki cita-cita besar dan panjangnya dan dipenuhi berbagai macam rintangan.
.
.
.
♪♪♪♪♪♪♪ CHAPTER 3 – SASUKE UCHIHA!!! ♪♪♪♪♪♪♪

Pagi yang cerah di Konohagakure...

Seorang shinobi muda baru saja terbangun dari tidurnya dengan mata berair dan rambut acak-acakan. Segera shinobi yang memiliki 3 goresan di kedua pipinya itu menuju dapur dan mengambil sekotak susu dan sepotong roti, dalam diam dia melahap makanannya.

Setelah rutinitas makannya usai, dia segera bersiap memakai pakaiannya yang identik dengaan warna oranye dan memakai google hijau yang khas dia pakai di depan cermin. Saat memakai kacamatanya itu, dia menatap sebuah pengikat kepala yang ada di meja cermin. Pagi ini terasa tenang, ya… Setidaknya sejauh ini masih terasa tenang.

“Hehehe,” cengir Naruto menampakan giginya. Terlihat dirinya sangat senang.

“Eh? Naruto, apa yang sedang kau lakukan disini? Hanya orang lulus yang boleh kesini…” Seorang shinobi yang menghampiri Naruto.

“Hei hei, kau tidak bisa melihat pelindung kepala ini, ya?!” jawab Naruto sambil menunjuk-nunjuk pelindung kepalanya dengan bangga.

“Hei, bisakah kalian membiarkanku duduk disitu?” tanya seorang gadis dengan berkacak pinggang yang tiba-tiba datang, membuat keduanya menoleh dan menghentikan perbincangan.

‘Sakura-chan, mungkinkah dia ingin duduk di sampingku?” terka Naruto di dalam hati. Wajahnya sendiri nampak memerah melihat gadis yang bernama Haruno Sakura, gadis yang sangat manis —menurut Naruto— dan sangat disukainya.

“Naruto, pergi dari situ! Aku ingin duduk dengan orang di sampingmu itu!” seru gadis dengan rambut merah mudanya itu menatap Naruto kesal.

“Hah?”Naruto kebingungan dengan ucapan Sakura. Seketika dia menoleh dan melihat seseorang yang duduk di sampingnya.

‘Huh! Dia… dia orang terpopuler di kelas ini. Uchiha Sasuke… Orang yang selalu bersifat sok keren. Aku benci orang ini melebihi siapapun!’ sebal Naruto dalam hati melihat laki-laki dengan rambut raven berwarna biru donker di sampingnya yang sedang duduk dengan cool.

“Apa?” tanya Sasuke singkat dengan mendelik Naruto.

“Apa maksudmu dengan ‘apa’, heh?!” tunjuk Naruto ke arah Sasuke dengan kesal.

“Sasuke-kun… Bolehkah aku duduk di sampingmu?” pinta Sakura dengan manis, tanpa mempedulikan Naruto yang didorongnya dan kesakitan akibat ulahnya.

Dan pada akhirnya Sakura duduk manis di antara Naruto dan Sasuke. Matanya tak lepas menatap Sasuke, membuat kunoichi-kunoichi lainnnya marah dan merasa iri. Naruto pun nampak cemberut menyaksikan gadis yang dia sukai memandang penuh arti ke arah orang yang dia benci.

‘Hari ini, aku akan pergi bersama Sasuke. Lalu, aku akan melakukan ciuman pertamaku dengannya,” inner Sakura penuh semangat yang kontras dengan tampilan luarnya yang terlihat malu-malu.

‘Sakura-chan begitu terpesona padanya. Apa sih bagusnya orang ini?! Aku tidak mengerti,” gerutu Naruto dalam hati masih dengan tatapan tidak suka pada Sasuke.

Entah bagaimana awalnya, kini Naruto telah berjongkok di atas meja, tepat menatap tajam ke arah Sasuke dengan jarak yang sangat dekat. Dia dan Sasuke nampak saling melontarkan deathglare masing-masing.

“Naruto! biarkan Sasuke sendiri!” teriak Sakura kesal atas ulah Naruto.

“Minggir,” ucap Sasuke dingin dengan tajam.

“Grrr!!!” geram naruto. Di antara tatapan keduanya, nampak semacam kilat yang menandakan begitu tatapan keduanya saling menusuk.

“Bunuh dia, Sasuke! Yeah, lakukan!” ucap beberapa gadis yang menjadi fans Sasuke. Aura membunuh dan pertarungan begitu menyeruak di antara Sasuke dan Naruto. Lalu… apa yang terjadi selanjutnya?

“Eh? Benarkah?!” seru seorang shinobi yang duduk di meja Sasuke, tengah asyik berbincang dengan temannya. Dia tanpa sadar menyenggol Naruto dan membuat Naruto kehilangan keseimbangannya. Dan…

“Hah?!”

“ Ups! Maaf, kawan…” ucap shinobi muda itu menoleh.

“A-apa?!” Sakura begitu terkejut dengan apa yang telah terjadi di hadapannya.
Oh Tuhan… Bagaimana tidak terkejut? Kalian bayangkan saja! Kini di hadapan Sakura terlihat Naruto dan Sasuke yang saling bertempelan antara bibir versus bibir dengan wajah yang sangat tidak mengenakan. Wajah mereka berdua persis seperti orang yang hendak muntah akibat mual berat. Sakura yang lepas dari rasa terkejutnya tersebut seketika begitu geram dan melotot.

“Baka Naruto! Akan kubunuh kau!” seru Sasuke disela-sla rasa mualnya akibat insiden yang baru dia alami bersama Naruto.

‘Hoek! Mulutnya bau,’ ucap Naruto dalam hati dan melakukan hal serupa dengan Sasuke. Dia seperti hendak memuntahkan seisi perutnya.

‘A-apa ini? Aku merasakan aura pembunuh,’ ucap Naruto lagi. Namun kali ini, dia merasa sedikit takut dan menoleh perlahan ke belakan dengan wajah seakan melihat hantu.

“Maaf! Maaf! A-aku tidak sengaja,” kata Naruto ketakutan mencoba menjelaskan pada Sakura yang menatapnya dengan aura pembunuh.

“NA-RU-TO… KAU… MENYEBALKAAAAAN!” Sakura berseru. Matanya menatap horror ke arah Naruto sambil mengepalkan tinjunya.

“WHOAAAAA!!!”
.
.
.
“Mulai hari ini, kalian bisa menyebut diri kalian ninja. Tapi kalian masih Gennin… Jalan panjang yang sulit di depan kalian telah terbuka,” ucap Iruka. Nampak Naruto mendengarkannya dengan wajah tak berbentuk dan babak belur akibat pukulan dari Sakura setelah insiden ciuman tak sengajanya dengan Sasuke tadi.

“Kalian akan mendapat misi untuk melindungi desa. Jadi, hari ini kita akan membuat tim yang terdiri dari 3 orang. Dan masing-masing tim akan dibimbing seorang Jounin. Kalian harus mematuhi petunjuk pembimbing kalian, agar bisa menyelesaikan misi dengan baik,” ucap Iruka melanjutkan penjelasannya.

‘Cih! 3 orang? Semoga mereka tidak merepotkanku,’ ungkap Sasuke dalam hati masih dengan cool.

‘Aku harus satu tim bersama Sasuke-kun,’ inner Sakura dengan semangat menggebu.

‘Hmm, aku ingin satu tim dengan Sakura-chan, tetapi tidak dengan Sasuke,’ ucap Naruto juga di dalam hati sambil menopang dagu dengan tangan kanannya dan tersenyum-senyum sendiri.

“Kekuatan masing-masing tim akan kami buat seimbang,” kata Iruka.

“APA?!!” respon sebagian besar shinobi dan kunoichi muda tersebut.
.
.
.
“Oke! Berikutnya tim 7. Haruno Sakura, Uzumaki Naruto—” ucap Iruka menyebutkan nama-nama yang ada di dalam buku daftar timnya, membuat Sakura tertunduk lesu, kontras dengan Naruto yang berlonjak kegirangan.

“—dan Uchiha Sasuke,” sambung Iruka. Kali ini Sakura yang berlonjak kegirangan dan sebaliknya raut wajah Naruto berubah drastis dan nampak suram.

“Iruka-sensei! Kenapa orang seperti dia masuk tim-ku?! Dia kan orang bodoh!” seru Naruto yang tidak senang satu tim dengan Sasuke. Sakura seketika menatap Naruto dengan aura pembunuh.

“Sasuke adalah shinobi terbaik dari 27 Gennin lainnya, sedangkan kau adalah yang terbodoh. Kau mengerti? Kami melakukan ini, agar timmu seimbang!” jelas Iruka sambil berkacak pinggang.

“Huh! Jangan merepotkanku ya, baka!” ucap Sasuke tajam tanpa menoleh sedikit pun pada Naruto.

“Kau panggil aku apa?!” seru Naruto geram karena tidak terima dengan perkataan Sasuke barusan.

“Berhenti Naruto!” teriak Sakura kesal dengan tingkah Naruto.

‘Huft… Kurasa tidak akan berjalan lancar jika ada Naruto,’ keluh Iruka di dalam hati seraya melihat pertengkaran antara Sakura dan Naruto.

“Oke, nanti siang kalian akan bertemu Jounin kalian. Sekarang kita istirahat dulu,” terang Iruka dengan senyum yang dipaksakan.

“Jangan dekati Sasuke!” teriak Sakura.

‘Sakura juga…’ ucap Iruka dalam hati mendengar teriakan muridnya yang memiliki rambut senada bunga Sakura tersebut.
.
.
.
“Huh, Sial! Sial! Apa tidak ada hal yang menarik yang bisa dilakukan?!” Naruto bertanya pada dirinya sendiri. Sekarang dia sedang duduk di atas sebuah atap gedung di sekolah ninjanya.

‘Hehe, aku tahu…’ inner Naruto dengan senyum liciknya ketika melihat Sasuke di seberang gedung. Sasuke sedang menikmati makannya sambil menyendiri dari yang lain.

‘Sasuke lengah pada saat makan,’ ucap Naruto yang kini telah berada di sisi lain Sasuke. Naruto sedang bersembunyi di bawah jendela sambil membawa seutas tali di tangannya. Sasuke yang nampak sedang menikmati makannya, tiba-tiba merasa terkejut.

“Argh!” seru Sasuke. Badannya tertarik masuk ke dalam gedung dari jendela akibat Naruto yang menariknya.

“Kau Naruto, kan?!”

“Sudah diam!”

Dan terjadilah suara gaduh. Namun… Suasana keributan tiba-tiba menjadi sepi. Sampai sebuah tangan memegang sisi jendela dan menampakan sosoknya. Ternyata orang tersebut adalah Sasuke.

‘Huh, dasar bodoh!’ celetuknya dalam hati sambil melirik sedikit ke arah dalam gedung.
.
.
.
Suasana berbeda di sebuah bangku yang tidak jauh dari sekolah ninja. Nampak seorang gadis muda memakai baju berwarna merah dan rambut merah mudanya sedang duduk sendirian sembari menopang dagunya dengan kedua tangannya.

‘Huh! Walaupun aku bermaksud memanfaatkan kecantikanku, ukuran dada dan pantatku ini di bawah rata-rata. Yang di atas rata-rata hanya dahiku yang lebar ini... Bagaimana ini? Aku benci dahiku!’ keluh inner Sakura. Lamunannya terhenti saat menyadari seseorang di dekatnya.

‘Hah! D-dia disini?!” ungkap inner Sakura sedikit terkejut melihat Sasuke yang sejak tadi menari-nari dipikirannya. Nampak Sasuke sedang menatap ke arahnya sambil bersandar di sebuah pohon.

‘Dia melihat ke arahku! Dengan tatapan yang hangat itu… Apakah dengan melihatku dia mengetahui isi hatiku?’ tanya Sakura dalam hati sambil tersipu malu menatap Sasuke dari kejauhan.

“Sakura, kau mempunyai dahi lebar yang mempesona. Membuatku ingin menciumnya…”

“Memang itulah gunanya!”

Begitulah sedikit khayalan yang terlintas di pikiran Sakura.

‘Huft… itu tidak mungkin. Mana mau dia mengatakan hal seperti itu. Tak mungkin, tak mungkin!’ inner Sakura dengan tertunduk lesu dan menghembuskan napasnya yang terasa berat.

“Kau mempunyai dahi lebar yang mempesona,” ucap suara yang sangat dikenalnya yang berdiri tepat di hadapannya.

‘Eh?!’ inner Sakura terkejut mengingat lamunannya beberapa saat lalu.

“Membuatku ingin menciumnya,” lanjut suara itu —yang berasal dari seorang Uchiha Sasuke. Sasuke menatap Sakura dan nampak semburat merah tipis di wajahnya. Sakura pun tak kalau memerah pipinya mendengar ucapan Sasuke barusan. Mereka berdua saling menatap dalam diam.

‘Yes! Dia milikku!’ teriak inner Sakura mengepalkan kedua tangannya.

“Aku hanya bercanda. Kalau Naruto mungkin mengatakan hal seperti itu,” kata Sasuke membuat Sakura patah hati seketika. Sasuke lalu berjalan mendekati Sakura.

“Sakura… Ada satu hal yang ingin ketanyakan padamu,” kata Sasuke yang kini telah duduk di samping Sakura.

“Eh?”

“Apa pendapatmu tentang Naruto?” tanya Sasuke. Sakura diam sejenak mendengar pertanyaan Sasuke.

“Dia orang yang menyebalkan. Dia selalu mengganggu kehidupan percintaanku. Naruto tak mengerti apapun tentang diriku, bisanya hanya mengganggu saja. Aku hanya ingin agar kau mau mengakui keberadaanku,’ tutur Sakura berpendapat. Sasuke yang mendengar ucapan Sakura yang terakhir sedikit terkejut.

‘Aku hanya ingin agar kau mau mengakui keberadaanku,’ ucapan Sakura beberapa saat lalu terngiang kembali oleh Sasuke.

“Aku serius… Demi mendapatkan itu, aku rela melakukan apapun. Karena aku menyukaimu,” ungkap Sakura tulus menatap Sasuke dengan wajah yang memerah. Dan entah keberanian apa yang mendorongnya, tiba-tiba Sakura mendekatkan wajahnya ke arah Sasuke. Sasuke nampak sedikit terkejut melihat tindakan Sakura.

‘Alasan kenapa aku suka Sakura… Rasanya aku benar-benar mengerti sekarang,’ inner Naruto yang menyamar dengan ‘Henge no jutsu’ menjadi Sasuke sembari ikut mendekatkan wajahnya ke arah Sakura.
.
.
.
Di tempat lain, Sasuke asli berusaha melepaskan diri dari ikatannya akibat serangan Naruto saat dia menyendiri makan.

‘Sialan! Naruto sialan! Dia menggunakan ‘Henge no jutsu’ untuk meniruku. Apa yang akan dia lakukan?!’ resah Sasuke yang terus berusaha melepaskan ikatannya dan mulutnya yang ditutupi plester oleh Naruto.
.
.
.
Kembali ke tempat Sasuke palsu (Naruto) dan Sakura. Jarak keduanya semakin tipis. Namun, tiba-tiba Naruto sedikit bergetar akibat suatu reaksi alam yang terjadi dalam tubuhnya.

‘Uhh! Perutku!” keluh Naruto sambil memegang perutnya yang sakit. Sakura menatap Naruto yang dalam bentuk Sasuke dengan kebingungan.

“Sasuke-kun, kau mau kemana?” tanya Sakura melihat Naruto yang dalam pandangannnya adalah Sasuke berjalan menjauh dari bangku sambil memegangi perutnya dengan wajah yang kesakitan.

‘Disaat seperti ini…’ rintih Naruto dalam hati karena perutnya yang tidak bisa di ajak kompromi.

“A-aku segera kembali,” jawab Sasuke palsu —Naruto dengan terbata-bata.

‘Dasar Sasuke pemalu. Dia belum siap melakukannya,’ inner Sakura tersenyum sendri melihat Sasuke palsu –Naruto- yang menjauh.
.
.
.
‘Gawat! Hampir saja… Hampir saja aku kembali ke wujud semula gara-gara sakit perut,’ keluh Naruto sambil melakukan rutinitas panggilan alamnya di sebuah toilet.

‘Selain itu, lagi-lagi aku di anggap penganggu oleh Sakura... Aku berhasil mengetahui perasaan Sakura yang sesungguhnya. Tapi…’ Naruto membatin sraya menatap tissue yang ada di toilet tersebut.

‘Oh tunggu! Kalau aku memperlihatkan Sasuke itu orang yang brengsek. Ada juga cara seperti itu…’ Tampaknya Naruto tersenyum licik. Sepertinya dia memikirkan sebuah ide jahat.
.
.
.
Di tempat lain, Sakura yang menunggu-nunggu kedatangan Sasuke akhirnya tersenyum ceria melihat Sasuke kembali. Tapi, dia tidak tahu, kalau yang kali ini datang adalah Sasuke asli dan bukan Naruto yang menyamar.

“Dasar Sasuke-kun… Kau itu pemalu, ya! Apa kau sudah siap? Aku sih sudah siap!” ucap Sakura dengan riang menyambut kedatangan Sasuke.

“Sebentar lagi waktunya masuk. Dimana Naruto?” tanya Sasuke tanpa menghiraukan ucapan Sakura.

“Lagi-lagi mengubah pembicaraan. Kalau Naruto sih, biarkan saja!” jawab Sakura dengan senyum yang dipaksakan.

“Yang dia lakukan hanyalah bertengkar dengan Sasuke-kun. Pasti itu dikarenakan dia tidak memiliki masa kecil yang normal. Dasar orang itu! Lihat saja… Dia itu tidak punya orang tua, kan?” tutur Sakura menilai Naruto. Sasuke yang mendengar Sakura mengucapkan kata ‘orang tua’ langsung mendelik tajam ke arahnya.

“Selalu seenaknya sendiri. Kalau aku seperti itu, pasti sudah dimarahi orang tuaku. Memang enak sih kalau sendirian. Lihat saja dia! Tak ada yang mengomelinya,” lanjut Sakura dengan cerewetnya tanpa melihat raut wajah tidak suka dari Sasuke. “Makanya, dimana saja dia selalu berbuat onar—”

“—Kesepian itu…” potong Sasuke.

“Eh?”

“Bukan karena tidak memiliki orang tua yang memarahinya seperti pikiranmu,” lanjut Sasuke dingin dengan wajah tertunduk.

“Ke-kenapa tiba-tiba—?!!”

“—Kau menyebalkan!” kata Sasuke menatap Sakura dengan tajam. Sakura hanya mampu tercengang akibat keterkejutannya atas ucapan Sasuke itu.
.
.
.
Di tempat lain —tepatnya di toilet, Naruto nampak baru saja selesai melakukan rutinitas alaminya.

“Sial! Akhirnya selesai juga… Sakura-chan masih menungguku tidak, ya?” Naruto tergesa-gesa membenahi bajunya. Naruto tidak menyadari bahwa Sasuke telah lepas dari ikatannya. Naruto berlari tergesa-gesa menuju ke arah Sakura, sampai-sampai dia nyaris terjatuh akibat hampir kehilangan keseimbangannya. Namun seseorang yang berjalan santai di depannya, membuat Naruto terkejut setengah mati.

“Hah?! Ke-kenapa kau ada disini?!” tanya Naruto kaget terjatuh duduk melihat Sasuke yang ada di hadapannya.

“Ninja itu juga punya jurus untuk melepaskan tali. Ingat itu, bodoh!” jawab Sasuke dengan senyum sinis ke arah Naruto.

“Hah!”
.
.
.
‘Menyebalkan! Apa perasaan Naruto waktu itu juga begini, ya?!” tanya Sakura dalam hati mengingat ucapan Sasuke beberapa waktu lalu. Sakura nampak tertunduk sedih.

‘Mulai saat ini, mungkin aku akan bersikap lebih baik padanya,’ ucap inner Sakura lagi menyadari perasaan tidak nyaman dalam hatinya dan menempatkan dirinya seakan dia adalah Naruto yang disakitinya.
.
.
.
Di kediaman Naruto, nampak Sandaime Hokage —Hiruzen Satutobi sedang bersama seorang shinobi dengan rambut berwarna putih keperakan dan masker yang menutupi sebagian wajahnya.

“Jadi, disinikah Naruto tinggal?” tanya shinobi bermasker itu kepada Sandaime Hokage.

“Ya,” jawab Sandaime hokage singkat.

‘Dia meminum susu yang kadaluarsa,’ guman shinobi tersebut dalam hati memperhatikan kotak susu yang berada di tangannya.

“Naruto memang bodoh. Karena itulah aku memilihmu sebagai pembimbingnya. Selain itu, di tim-mu juga ada Uchiha Sasuke yang terkenal itu. Semoga beruntung!” kata Sandaime Hiruzen menyemangati shinobi yang memiliki style rambut melawan arah gravitasi tersebut.

“Baik,” jawabnya merespon kata-kata Sandaime hokage. ‘Sepertinya merepotkan,’ ungkapnya lagi di dalam hati dengan wajah malas.

___ Bersambung ke Chapter 4 ___

Sumber : Dunia Naruto Indonesia

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

ADS HERE

Copyright © 2013 Naruto Loverz Indo | Kidiw flat template G1 Powered by Rvmalice and djogsz | Redesign by Ojik kidiw | Ori. BRS-bt Djogzs | All Rights Reserved